Bab 3: Retaknya Keyakinan
Setahun berlalu, dan hubungan mereka mulai terasa berubah.
Bukan hanya jarak yang memisahkan, tapi juga rasa curiga yang semakin mengakar.
“Kok kamu lama bales chat, Gina? Sibuk banget, ya?” tanya Angga suatu malam.
Gina, yang baru pulang kerja, mengusap wajah lelahnya.
“Ya Allah, Ga. Aku capek banget, baru selesai lembur. Kamu tuh nggak bisa sedikit lebih percaya sama aku?”
“Bukan gitu, aku cuma—” Angga menahan ucapannya. Ia hanya takut, takut kehilangan Gina bukan karena jarak, tapi karena seseorang yang mungkin sedang mengisi hari-hari Gina di sana.
Di sisi lain, Gina pun punya kecemasan yang sama.
Ia melihat postingan media sosial Angga yang makin sering keluar dengan teman-teman, termasuk seorang wanita yang ia tak kenal.
Dian. Senyum Dian dalam foto-foto itu membuat hatinya sesak.
Siapa dia? Kenapa Angga terlihat nyaman bersamanya?
(Bersambung..)