Rangkaian Upacara Waisak di Candi Borobudur dan Makna Sakral di Baliknya

0
6

Mainberita – Candi Borobudur, sebagai simbol warisan spiritual umat Buddha, menjadi pusat perayaan Hari Raya Waisak setiap tahunnya. Pada momen sakral ini, umat Buddha dari seluruh penjuru Indonesia dan dunia berkumpul untuk melakukan serangkaian upacara yang penuh makna.

Berikut ini adalah rangkaian upacara yang biasa dilakukan di Candi Borobudur saat Waisak, beserta makna mendalam di baliknya.


1. Pengambilan Air Suci dari Umbul Jumprit

Upacara Waisak diawali dengan pengambilan air suci dari Umbul Jumprit di Temanggung, Jawa Tengah. Air ini dianggap suci dan melambangkan pembersihan diri, ketenangan batin, serta kesucian hati dalam menjalani kehidupan. Air tersebut kemudian dibawa dalam prosesi menuju Borobudur untuk digunakan dalam ritual peribadatan.

Baca Juga  Puluhan Pelajar di Tulungagung Terjaring Razia Satpol PP saat Nongkrong di Warung Kopi

2. Penyalaan Api Abadi dari Mrapen

Api abadi dari Mrapen, Grobogan, menjadi simbol penerangan dan kebijaksanaan. Dalam ajaran Buddha, api melambangkan cahaya kebenaran yang menuntun umat menuju pencerahan. Api ini juga digunakan untuk menyalakan lilin dan lentera dalam prosesi Waisak.

3. Prosesi Jalan Kaki dari Candi Mendut ke Borobudur

Salah satu ritual paling ikonik adalah prosesi jalan kaki sejauh 3 km dari Candi Mendut ke Candi Borobudur, melewati Candi Pawon.

Umat Buddha, para biksu, dan peserta lainnya berjalan dengan hening dan penuh kesadaran (walking meditation), membawa dupa, bunga, dan lentera sebagai lambang penghormatan dan persembahan.

4. Puja Bakti dan Meditasi di Pelataran Borobudur

Sesampainya di Borobudur, umat mengikuti puja bakti dan meditasi bersama yang dipimpin oleh para biksu. Mereka merenungkan Tiga Peristiwa Suci: kelahiran Pangeran Siddhartha, pencapaiannya sebagai Buddha, dan wafatnya.

Baca Juga  Tradisi Memberi THR Saat Hari Raya, Sejak Kapan Dimulai?

Kegiatan ini merupakan inti spiritual dari Waisak, yang mengajak umat untuk merefleksikan kehidupan dan menguatkan tekad dalam menjalankan Dharma.

5. Pelepasan Lampion ke Langit

Sebagai penutup, ribuan lampion dilepaskan ke langit malam dari area Borobudur. Lampion-lampion ini membawa harapan dan doa umat akan kedamaian, kebahagiaan, dan kebijaksanaan bagi seluruh makhluk. Ritual ini juga menjadi simbol melepaskan penderitaan dan menyambut pencerahan.

Waisak di Borobudur bukan hanya seremoni keagamaan, tapi juga momentum untuk membersihkan batin, memperkuat tekad spiritual, serta menyebarkan kasih sayang dan kedamaian kepada sesama makhluk.

Dengan latar kemegahan Candi Borobudur, perayaan ini menjadi perpaduan harmonis antara spiritualitas, budaya, dan tradisi Indonesia. (*)

Baca Juga  Selain Valentine’s Day, Ini Peringatan yang Jatuh pada 14 Februari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here