GenZ Era Sekarang: Kenapa Anak Usia 16 Tahun Lebih Realistis dan Visioner?

0
11
Running . young man running on treadmill at gym

Mainberita – Setiap generasi memiliki karakteristiknya sendiri. Menariknya, jika melihat anak-anak usia 16 tahun saat ini terutama mereka yang masih duduk di bangku SMA banyak yang tampak jauh lebih realistis, visioner, dan sadar masa depan dibanding generasi sebelumnya. Fenomena ini tampak dari pola pikir hingga gaya hidup mereka.

Misalnya, belakangan ini cukup mudah menjumpai remaja laki-laki usia 16 tahun yang memilih menghabiskan masa liburan sekolah di gym, fokus berolahraga, dan membentuk tubuh ideal demi kesehatan dan kepercayaan diri.

Hal seperti ini jarang sekali ditemukan pada generasi yang sama beberapa tahun lalu.

Coba mundur ke tahun 2017. Remaja usia 16 di masa itu termasuk penulis sendiri lebih banyak menghabiskan liburan untuk bersantai, bepergian, nongkrong, atau bermain gadget.

Baca Juga  Batu Akik Mustika Galih Kelor

Pikiran mereka cenderung masih ‘ringan’: bagaimana caranya liburan menyenangkan, kemana lagi ingin jalan-jalan, atau bagaimana seru-seruan dengan teman.

Lalu, Kenapa Anak SMA Sekarang Lebih Realistis?

Fenomena ini tidak datang tiba-tiba. Ada beberapa faktor yang memengaruhi melihat dari beberapa kebiasaan yang dibagikan di media sosial:

1. Akses Informasi Lebih Luas

Anak SMA sekarang tumbuh dengan internet dan media sosial yang semakin mendidik. Konten motivasi, tips pengembangan diri, gaya hidup sehat, hingga kisah sukses mudah diakses dari YouTube, TikTok, hingga Instagram. Paparan informasi ini membentuk pola pikir lebih dewasa sejak dini.

2. Lingkungan Kompetitif

Persaingan di era digital kian ketat. Banyak remaja menyadari sejak awal bahwa mereka harus mempersiapkan diri lebih baik jika ingin punya masa depan cerah. Tubuh bugar, pola hidup disiplin, dan mindset realistis dianggap modal penting untuk bersaing di dunia nyata.

Baca Juga  Sering Konvoi dan Anarkis, Apa Sebenarnya Fungsi dari Perguruan Silat PSHT untuk Masyarakat?

3. Tantangan Ekonomi

Isu-isu ekonomi, lapangan kerja yang makin selektif, dan cerita tentang ‘quarter life crisis’ membuat banyak remaja ingin lebih siap menghadapi masa depan. Mereka tak mau lagi terjebak di zona nyaman terlalu lama.

4. Role Model di Sekitar

Banyak figur publik muda atau influencer yang mempromosikan gaya hidup produktif, olahraga, dan pola pikir realistis. Hal ini menular ke anak-anak seusia SMA yang kini lebih peduli pada kebiasaan baik.

Apa Sisi Positifnya?

Tren ini patut diapresiasi. Artinya, generasi muda semakin sadar pentingnya investasi pada diri sendiri. Mereka paham bahwa masa depan butuh kesiapan fisik, mental, dan pola pikir yang sehat.

Baca Juga  Pantai Lumbung, Surga Tersembunyi Tulungagung Tayang di Bolang Trans7 Hari Ini Kamis 27 Februari 2025!

Memilih gym ketimbang rebahan, atau mengatur pola makan ketimbang jajan berlebihan, adalah tanda kesadaran yang luar biasa.

Namun demikian, ada hal yang tetap perlu diingat: masa remaja juga tetap butuh ruang bermain dan menikmati masa muda.

Keseimbangan antara persiapan masa depan dan menikmati hari ini adalah kunci agar mereka tidak mudah stres dan tetap tumbuh sebagai pribadi yang bahagia. (*)

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here