Mainberita – Film animasi Merah Putih: One For All yang dirilis di bioskop pada 14 Agustus 2025 sempat ramai dibicarakan warganet. Perbincangan seputar kualitas visual hingga beragam rumor tentang proses produksinya memenuhi media sosial.
Sutradara sekaligus produser eksekutif, Endiarto, menegaskan bahwa film ini bukan proyek dadakan.
Ia mengungkapkan, ide awal lahir dari keinginan membuat karya khusus untuk merayakan HUT ke-80 RI pada 17 Agustus 2025.
“Kami pekerja film, cara kami berkontribusi untuk bangsa adalah dengan membuat film. Apalagi jarang ada tontonan anak-anak yang dirilis khusus untuk 17 Agustus,” kata Endiarto dalam program detikpagi, Senin (11/8/2025).
Bersama rekan-rekannya di Persatuan Film Keliling Indonesia (PERFIKI) dan Yayasan Pusat Perfilman Usmar Ismail, Endiarto mulai merancang ide sejak tahun lalu.
Proses pengembangan konsep hingga penulisan ide memakan waktu setahun, dengan tahap post-production dimulai pada Juni 2025.
Ia membantah isu bahwa film ini dibuat kurang dari sebulan. “Post-production itu tahap akhir seperti color grading, suara, dan penyelarasan, bukan mulai dari nol,” jelasnya.
Perjalanan produksi tidak selalu mulus. Endiarto mengaku sulit menemukan animator profesional untuk format film animasi panjang. Upaya bekerja sama dengan beberapa musisi untuk penggarapan musik juga gagal karena masalah biaya.
Merah Putih: One For All bercerita tentang sekelompok anak yang tergabung dalam Tim Merah Putih untuk menjaga bendera pusaka desa menjelang Hari Kemerdekaan. Namun, bendera tersebut hilang, memaksa mereka berpetualang demi menyelamatkan simbol kebanggaan bangsa.
Meski mendapat banyak kritik dari netizen, Endiarto tetap tenang. Ia bahkan sudah mempersiapkan proyek baru bertema Merah Putih untuk HUT RI 2026 dalam format live-action, karena animasi membutuhkan waktu produksi minimal dua tahun.
“Setiap 17 Agustus, kami akan terus berupaya menghadirkan karya bertema Merah Putih,” tutupnya.