Mainberita – Dalam setiap event lari, ada satu hal yang sering luput dari perhatian, namun justru menjadi magnet tersendiri bagi peserta: kehadiran fotografer. Mereka bukan sekadar orang yang berdiri di pinggir lintasan dengan kamera di tangan. Lebih dari itu, fotografer ibarat “penangkap cerita” yang membuat setiap langkah dan keringat pelari menjadi kenangan tak ternilai.
Bayangkan saja, ketika seorang pelari berjuang menuntaskan jarak 10K atau bahkan half marathon, tentu ada momen lelah, momen hampir menyerah, hingga momen bahagia saat garis finish sudah di depan mata. Nah, semua ekspresi itu bisa hilang begitu saja tanpa ada yang mengabadikannya. Di sinilah fotografer hadir, menangkap detik-detik penting yang kemudian menjelma menjadi foto penuh makna.
Bagi banyak peserta, dokumentasi dari fotografer bahkan menjadi salah satu alasan mereka ikut event. Foto yang bagus bisa menjadi kebanggaan pribadi, oleh-oleh berharga setelah perjuangan panjang, sekaligus bahan pamer di media sosial. Tidak sedikit yang mengatakan, “Kalau ada fotografernya, larinya lebih semangat. Siapa tahu dapat foto kece buat di-upload.”
Dari sisi penyelenggara, keberadaan fotografer juga menambah gengsi acara. Foto-foto yang tersebar di dunia maya akan membuat event terlihat profesional dan berkelas. Semakin banyak dokumentasi yang menarik, semakin besar pula peluang event tersebut dikenal lebih luas. Bisa dibilang, fotografer ikut membantu promosi dengan cara yang sangat natural: lewat cerita visual.
Hal menarik lain, fotografer di event lari juga sering dianggap bagian dari hiburan. Ada pelari yang sengaja melambaikan tangan, tersenyum, bahkan berpose unik saat melewati kamera. Momen seperti ini membuat suasana event lebih cair dan hangat, bukan sekadar ajang adu cepat.
Akhirnya, fotografer bukan hanya pelengkap, melainkan juga daya tarik. Mereka membuat setiap langkah menjadi abadi, setiap senyum terjaga, dan setiap garis finish terasa lebih bermakna. Karena itu, ketika berbicara soal keseruan event lari, jangan lupa berterima kasih kepada para fotografer yang diam-diam bekerja di balik lensa, memastikan setiap kisah bisa diceritakan kembali.