JAKARTA – Polemik panjang proyek kereta cepat Whoosh kembali menggelinding setelah mencuatnya kabar dugaan mark up anggaran yang kini menarik perhatian publik dan lembaga antikorupsi.
Isu dugaan korupsi kereta cepat Whoosh ini bukan hal baru. Proyek transportasi supercepat yang digadang-gadang sebagai simbol kemajuan infrastruktur Indonesia itu sejak awal selalu diselimuti kontroversi.
Kini, sorotan semakin tajam setelah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Setyo Budianto, akhirnya angkat bicara.
Setyo mengaku belum mengetahui secara rinci perkembangan penyelidikan terkait dugaan korupsi kereta cepat Whoosh. Namun ia memastikan akan menelaah kasus tersebut lebih dalam, termasuk mengenai kemungkinan pemanggilan saksi-saksi yang disebut-sebut mengetahui alur dana dan proses penganggaran proyek strategis nasional itu.
“Saya belum cek ya. Nanti pasti dari Direktorat Pelayanan Pengaduan Masyarakat akan merespons seperti apa. Tapi segala sesuatunya akan kita telaah dulu,” ujar Setyo kepada wartawan di Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa siang.
KPK Janji Tindaklanjuti, Saksi-Saksi Segera Diperiksa
Dalam kesempatan itu, Ketua KPK tersebut menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk menelusuri sejauh mana kasus ini sudah bergulir di internal lembaga antirasuah.
Ia menegaskan, KPK akan melakukan pemeriksaan lanjutan terhadap laporan dugaan mark up anggaran proyek kereta cepat Whoosh, yang nilainya disebut mencapai triliunan rupiah.
Proses telaah akan dilakukan oleh Direktorat Pelayanan Pengaduan Masyarakat, sebagai pintu masuk untuk memastikan setiap laporan masyarakat bisa ditindaklanjuti sesuai mekanisme hukum yang berlaku.
“Biasanya sebelum dipanggil untuk diperiksa, laporan semacam ini ditelaah dulu. Kami akan lihat dulu dalamnya seperti apa,” kata Setyo menambahkan.
Pernyataan ini menjadi semacam sinyal bahwa lembaga antikorupsi tidak menutup mata terhadap dinamika besar yang terjadi di proyek raksasa lintas Jakarta–Bandung tersebut.
Nama-Nama Besar Mulai Disebut, Mahfud MD Siap Dipanggil
Sebelumnya, mantan Menko Polhukam periode 2019–2024 Mahfud MD menegaskan kesiapannya apabila sewaktu-waktu dipanggil oleh KPK untuk memberikan keterangan sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi kereta cepat Whoosh.
Mahfud yang dikenal vokal soal transparansi anggaran itu menyatakan bahwa keterangannya mungkin dibutuhkan untuk memperjelas kronologi dan arah kebijakan terkait proyek yang menjadi sorotan nasional tersebut.
“Kalau dipanggil, saya siap datang,” kata Mahfud singkat beberapa waktu lalu.
Sikap terbuka Mahfud dinilai publik sebagai bentuk tanggung jawab moral dan komitmen terhadap prinsip pemerintahan yang bersih.
Meski demikian, hingga kini KPK belum mengonfirmasi siapa saja pihak yang akan dipanggil.
Audit dan Penelusuran Data, Tahap Selanjutnya Masih Ditunggu
Ketika ditanya soal kemungkinan adanya audit terhadap laporan keuangan proyek, Setyo belum memberikan jawaban pasti.
Menurutnya, audit adalah bagian dari tahap lanjutan setelah proses telaah selesai dan ditemukan bukti permulaan yang cukup.
“Mau minta audit terkait Whoosh nggak, Pak?” tanya wartawan.
“Baru juga, nanti kita lihat seperti apa dalamnya,” jawab Setyo sambil tersenyum.
Jawaban yang tampak ringan itu justru memicu banyak spekulasi baru di kalangan pengamat hukum dan ekonomi.
Mereka menilai bahwa proyek kereta cepat Whoosh memang memiliki kompleksitas tinggi dalam penganggaran, sehingga rawan terjadi penyimpangan jika tidak diawasi dengan ketat.
Beberapa pihak juga mendesak agar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan KPK dapat berkolaborasi melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh tahapan proyek, mulai dari pembebasan lahan hingga pembelian material dan kontrak kerja sama dengan investor luar negeri.
Publik Menanti Langkah Tegas KPK
Hingga berita ini ditulis, KPK belum mengumumkan secara resmi apakah laporan dugaan korupsi kereta cepat Whoosh akan naik ke tahap penyelidikan.
Namun, janji dari Ketua KPK untuk menelaah dan menindaklanjuti laporan menjadi titik awal yang ditunggu masyarakat.
Proyek kereta cepat Whoosh sendiri diluncurkan dengan biaya lebih dari Rp 100 triliun, melibatkan konsorsium antara Indonesia dan Tiongkok.
Meski telah beroperasi dan diklaim menjadi kebanggaan nasional, proyek ini masih menyisakan banyak pertanyaan soal transparansi dan efisiensi penggunaan dana publik.
Dengan munculnya komitmen KPK untuk menelusuri dugaan korupsi kereta cepat Whoosh, publik berharap lembaga antirasuah ini mampu mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap proyek strategis pemerintah.
Kepastian hukum, audit terbuka, dan keberanian untuk mengungkap kebenaran menjadi hal yang dinantikan.
Sementara itu, KPK menyatakan akan segera memberi perkembangan lanjutan setelah proses telaah dan verifikasi laporan rampung dilakukan.(*)

