Mainberita – Bulan suci Ramadan 2026 semakin dekat, dan banyak umat muslim mulai mempersiapkan diri menyambut datangnya bulan penuh berkah tersebut.
Selain mempersiapkan fisik dan mental, salah satu hal yang kerap menjadi perhatian menjelang Ramadan adalah membayar hutang puasa tahun sebelumnya.
Hutang puasa biasanya muncul karena berbagai alasan, seperti sakit, haid, melahirkan, menyusui, perjalanan jauh (safar), atau kondisi lain yang diperbolehkan dalam syariat.
Agar ibadah Ramadan tahun ini lebih tenang, berikut penjelasan lengkap mengenai tata cara membayar hutang puasa (qadha) yang perlu diketahui.
1. Pastikan Jumlah Hari yang Masih Harus Dibayar
Langkah pertama adalah menghitung dengan jelas berapa hari puasa yang pernah ditinggalkan.
Jika belum yakin, dianjurkan untuk mengingat kembali catatan atau kebiasaan ibadah di tahun sebelumnya agar tidak keliru.
2. Niat Qadha Puasa
Sama seperti puasa pada umumnya, qadha puasa juga wajib diawali dengan niat. Niat bisa dilakukan di malam hari sebelum terbit fajar.
Contoh niat qadha:
“Nawaitu shauma ghadin ‘an qadha’i fardhi Ramadhāna lillāhi ta‘ālā.”
Artinya: “Saya berniat berpuasa esok hari untuk mengganti kewajiban puasa Ramadan karena Allah Ta‘ala.”
3. Mengganti Puasa Sesuai Jumlah yang Tertinggal
Cara menggantinya sama seperti puasa Ramadan, yaitu menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga matahari terbenam.
Tidak harus berturut-turut—boleh dicicil sesuai kemampuan, asalkan selesai sebelum Ramadan berikutnya tiba.
4. Membayar Fidyah (Jika Tidak Mampu Berpuasa)
Ada kondisi tertentu yang membuat seseorang tidak memungkinkan untuk berpuasa, bahkan untuk qadha.
Contohnya orang lanjut usia, sakit kronis, atau kondisi medis yang tidak memungkinkan berpuasa kembali.
Dalam kondisi ini, syariat menggantinya dengan fidyah, yaitu memberi makan satu orang miskin untuk setiap hari puasa yang ditinggalkan.
Bentuk fidyah dapat berupa:
- makanan siap saji, atau
- bahan pokok seperti beras, sesuai takaran kebutuhan harian di daerah masing-masing.
5. Tidak Menggabungkan Qadha dengan Niat Lain
Meski sebagian ulama membolehkan menggabungkan niat qadha dengan puasa sunah, banyak yang lebih menganjurkan agar qadha dilakukan pada hari khusus dan tidak digabungkan dengan niat lainnya agar ibadah wajib lebih sempurna.
6. Segera Tunaikan Sebelum Ramadan Tiba
Para ulama sepakat bahwa qadha puasa wajib diselesaikan sebelum Ramadan berikutnya.
Membayar di akhir-akhir waktu boleh saja, tetapi lebih baik disegerakan agar tidak menumpuk dan agar lebih tenang menjelang masuknya bulan suci.
Momen sebelum Ramadan adalah waktu yang tepat untuk mengevaluasi ibadah tahun lalu, termasuk melunasi hutang puasa.
Dengan menyelesaikan qadha, umat muslim dapat memasuki bulan suci tahun ini dengan hati lebih tenang dan siap menyambut pahala yang berlipat.
Bagi masyarakat yang baru memulai mengganti puasa atau masih ragu mengenai tata caranya, para ulama, ustaz, dan lembaga keagamaan di berbagai daerah biasanya juga menyediakan bimbingan menjelang Ramadan. (**)

