Mainberita Tulungagung – Trail run bukan sekadar lomba adu kuat. Ia tentang membaca tubuh, memahami medan, dan tahu kapan harus terus melangkah atau berhenti. Itulah mengapa keselamatan peserta menjadi perhatian serius dalam Roof of Tulungagung 2025.
Untuk urusan ini, panitia mempercayakan kendali medis kepada dr. Raditya MT, Sp. An-TI, AIFO-K. Bukan hanya karena latar belakangnya sebagai dokter spesialis anestesi dan terapi intensif, tetapi juga karena satu hal penting, dr. Raditya adalah pelari trail run.
Ia paham rasanya menghadapi tanjakan panjang, kelelahan yang datang diam-diam, hingga euforia yang kadang membuat pelari lupa batas tubuhnya sendiri. Pemahaman dari dalam inilah yang membuat pendekatan medis di Roof of Tulungagung terasa lebih membumi dan tepat sasaran.
Di bawah koordinasinya, tim medis disiagakan di titik-titik strategis sepanjang jalur Candi Dadi. Pemantauan dilakukan secara aktif, bukan menunggu kondisi darurat terjadi. Dehidrasi, kram, kelelahan berlebih, hingga risiko cedera sudah masuk dalam skema antisipasi yang jelas dan terukur.
Bagi peserta, kehadiran tim medis ini menghadirkan rasa tenang. Bahwa di jalur yang sunyi dan menantang, ada sistem yang bekerja. Ada orang-orang yang siap membantu, memahami kondisi, dan mengambil keputusan dengan cepat jika dibutuhkan.
Roof of Tulungagung 2025 ingin memastikan satu hal: pelari datang untuk menantang diri, bukan mengambil risiko yang tak perlu. Dengan tim medis yang dipimpin oleh sosok yang mengerti dunia trail run dari dua sisi—sebagai dokter dan pelari—event ini dibangun dengan standar keselamatan yang kuat dan realistis.
URUS DIRIMU!

