Candi Borobudur Jantung Perayaan Waisak Umat Buddha di Indonesia

0
4

Mainberita – Setiap tahun, ribuan umat Buddha dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, untuk memperingati Hari Raya Waisak. Tapi, apakah benar Candi Borobudur merupakan pusat perayaan Waisak di Indonesia? Jawabannya: ya — dan bukan tanpa alasan.

Sebagai salah satu situs Buddha terbesar di dunia, Candi Borobudur memiliki nilai spiritual, historis, dan budaya yang sangat kuat. Dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, candi ini bukan hanya warisan arkeologis, tetapi juga simbol pencerahan dalam ajaran Buddha.

Struktur stupa dan relief yang menggambarkan perjalanan menuju Nirwana menjadikan Borobudur lokasi yang sakral dan penuh makna untuk perayaan Waisak.

Baca Juga  Mengapa Mahasiswa Akhir Sering Lambat Menyelesaikan Skripsi?

Perayaan Waisak di Borobudur biasanya dipusatkan pada tiga peristiwa penting dalam kehidupan Siddhartha Gautama: kelahiran, pencerahan, dan wafatnya.

Rangkaian acara dimulai dari Candi Mendut dan Pawon, lalu berakhir di pelataran Borobudur dengan ritual utama berupa:

  • Pengambilan air suci dari Umbul Jumprit, Temanggung
  • Penyalaan api abadi dari Mrapen, Grobogan
  • Prosesi berjalan kaki dari Candi Mendut ke Borobudur
  • Puja bakti dan meditasi massal di pelataran candi
  • Pelepasan lampion ke langit sebagai simbol harapan dan doa

Ritual ini tak hanya diikuti oleh umat Buddha Indonesia, tetapi juga oleh biksu dan umat dari Thailand, Sri Lanka, Myanmar, hingga Jepang dan Eropa.

Perayaan Waisak di Borobudur bukan hanya seremoni keagamaan. Ia menjadi simbol toleransi dan keberagaman di Indonesia, serta daya tarik wisata spiritual dan budaya yang mendunia.

Baca Juga  Lebaran Tahun Ini Tak Semeriah Dulu, Apa Penyebabnya?

Pemerintah dan berbagai komunitas juga turut serta menjaga kesakralan dan kelestarian acara ini.

Candi Borobudur memang bukan sekadar pusat perayaan Waisak — ia adalah simbol spiritual dunia Buddha di Indonesia. Di sinilah ajaran tentang kedamaian, kasih sayang, dan kebijaksanaan dipraktikkan dalam suasana yang damai dan penuh makna. (*)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here