Mainberita – Delapan puluh tahun sudah Tentara Nasional Indonesia (TNI) berdiri tegak menjaga kedaulatan negeri ini. Dari barisan rakyat bersenjata bambu runcing hingga menjadi pasukan profesional dengan teknologi modern, perjalanan panjang TNI tak hanya mencatat sejarah perang, tetapi juga kisah pengabdian dan kedekatan dengan rakyat.
Sejarah mencatat, setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, semangat mempertahankan kemerdekaan mendorong lahirnya Badan Keamanan Rakyat (BKR). Dari sinilah cikal bakal TNI tumbuh. Barisan rakyat ini kemudian bertransformasi menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), lalu menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI), dan akhirnya dilebur menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) pada 5 Oktober 1945.
Perubahan nama itu bukan sekadar formalitas. Ia mencerminkan perjalanan bangsa yang terus belajar menjadi mandiri dari perjuangan rakyat yang spontan hingga menjadi kekuatan pertahanan negara yang profesional.
Kini, delapan dekade berlalu, wajah TNI telah berubah seiring zaman. Tak lagi hanya dikenal dengan derap sepatu di medan laga, tetapi juga dengan langkah humanis di tengah masyarakat. Dari membantu petani di desa, membangun jembatan melalui program TMMD, hingga hadir dalam penanganan bencana di berbagai daerah TNI menunjukkan bahwa pengabdian mereka melampaui batas seragam.
Di era digital seperti sekarang, tantangan TNI juga berkembang. Dunia siber menjadi medan baru yang tak kalah menegangkan. Namun satu hal yang tak berubah, yaitu semangat juang dan kedisiplinan prajurit yang tumbuh dari rahim rakyat.
Semangat itu pula yang terus dijaga hingga hari ini. Bahwa TNI bukan sekadar alat pertahanan, tetapi juga simbol pengabdian tanpa pamrih bagi bangsa dan negara.
Selamat Hari Ulang Tahun ke-80 Tentara Nasional Indonesia. TNI PRIMA, TNI RAKYAT, INDONESIA MAJU.