Mainberita – Sutradara Hanung Bramantyo ikut menanggapi polemik seputar film animasi Merah Putih: One For All yang tengah ramai diperbincangkan di media sosial.
Melalui unggahan di Instagram Story, Hanung menyoroti isu bahwa film tersebut tidak memperoleh dukungan dana dari pemerintah serta mempertanyakan alasan penayangannya yang terkesan terburu-buru.
Ia juga heran bagaimana film itu bisa mendapat slot rilis di bioskop di tengah antrean ratusan film Indonesia lain.
“Kenapa harus buru-buru tayang? Ironisnya, kok bisa dapat tanggal rilis di tengah 200 film lokal yang menunggu giliran?” tulis Hanung pada Minggu (10/8/2025).
Tak hanya di Instagram, kritik Hanung juga disampaikan melalui Threads. Ia menyinggung kualitas film yang dianggap tidak sebanding dengan anggaran produksinya.
Menurutnya, dengan dana sekitar Rp7 miliar (dipotong pajak menjadi sekitar Rp6 miliar), hasil akhirnya tetap jauh dari standar film animasi.
“Budget animasi itu minimal Rp30–40 miliar di luar biaya promosi dan dikerjakan selama 4–5 tahun,” jelasnya. Ia menilai dengan dana Rp6 miliar, film baru bisa sampai tahap previs atau storyboard berwarna yang digunakan sebagai panduan animator.
Hanung menggambarkan hasilnya ibarat rumah yang belum diplester dan lantainya masih kasar. Hal ini dikhawatirkan membuat penonton sulit menerima kualitas film tersebut.
Film Merah Putih: One For All sendiri diproduksi oleh Perfiki Kreasindo di bawah Yayasan Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, dengan sutradara Endiarto dan Bintang Takar. Karya ini direncanakan menjadi bagian dari perayaan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. (*)