Mainberita – Kementerian Perhubungan memaparkan hasil survei terbaru terkait potensi pergerakan masyarakat pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
(Kemenhub), Antoni Arif Priadi, memaparkan hasil survei terbaru mengenai potensi pergerakan masyarakat selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Data tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar di Kantor Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, pada Senin, 1 Desember 2025.
Menurut Antoni, survei yang dilakukan Badan Kebijakan Transportasi (BKT) menunjukkan adanya peningkatan mobilitas masyarakat dibanding periode Nataru sebelumnya.
“Dari total 283,5 juta penduduk Indonesia menurut data BPS 2025, diperkirakan 42,01 persen atau sekitar 119,5 juta orang akan melakukan perjalanan. Angka ini naik 2,71 persen dibanding survei Nataru 2024–2025,” jelasnya.
Survei tersebut kembali menunjukkan pola perjalanan yang mirip dengan tahun sebelumnya, di mana masyarakat lebih memilih bepergian pagi hari.
Puncak arus mudik diperkirakan terjadi dua hari sebelum Hari Natal.
“Berdasarkan prediksi survei, lonjakan perjalanan diperkirakan akan memuncak pada 24 Desember 2025, dan mayoritas warga melakukan perjalanan di pagi hari,” ujar Antoni.
Untuk arus balik, puncaknya diproyeksikan terjadi pada awal tahun.
“Puncak arus balik diprediksi jatuh pada Jumat, 2 Januari 2026. Pola perjalanan kembali didominasi keberangkatan pagi hari,” tambahnya.
Antoni memastikan bahwa Kemenhub telah menyiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan selama masa libur.
Salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah pelaksanaan ramp check pada berbagai moda transportasi.
“Pengecekan kelayakan transportasi sudah mulai dilakukan beberapa minggu lalu sesuai instruksi Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi,” jelasnya.
Selain itu, Kemenhub juga menyiapkan kebijakan diskon tiket pesawat.
Bukan pemotongan langsung pada tarif dasar, tetapi pengurangan pada sejumlah komponen biaya pembentuk harga tiket.
“Diskon tiket pesawat akan diberikan melalui potongan terhadap komponen-komponen biaya sekitar 13–14 persen, termasuk PPN ditanggung pemerintah (DTP), harga bahan bakar, hingga pajak penumpang dan pajak pesawat,” ungkap Antoni.
Antoni juga memaparkan lima wilayah dengan potensi jumlah pemudik terbesar. Kota asal terbesar diperkirakan berasal dari Jakarta Timur, disusul Bekasi, Bogor, Surabaya, dan Makassar.
Untuk tujuan perjalanan, daerah wisata dan pusat aktivitas masyarakat tetap menjadi destinasi favorit pada masa libur akhir tahun. (*)

