Mainberita – Blitar Djadoel (kadang disebut Bazar Blitar Jadoel/Jadul) bukan sekadar pasar seni tahunan.
Berdasarkan keterangan Disperdagin Kota Blitar, acara ini diadakan selama Bulan Bung Karno, tepatnya di pertengahan Juni, dan diselenggarakan kembali setelah vakum selama pandemi . Berikut ini lima makna utama dari tradisi akbar ini:
1. Menggugah Rasa, Mengingatkan Perjalanan
Konsep acara 2025 bertema “Nggugah Rasa, Ngelingake Lelakon” — mengajak masyarakat mengenang sejarah kota Blitar serta perjalanannya dari masa lalu, sekaligus menguatkan semangat kolaborasi ekonomi saat ini.
2. Melestarikan Budaya dan Identitas Lokal
Dekorasi kenangan tempo dulu—dari pakaian, makanan tradisional, permainan rakyat hingga keris dan onthel—bertujuan untuk memupuk kebanggaan terhadap warisan budaya dan menjaga nilai luhur bangsa .
3. Memperingati Bung Karno dan Pancasila
Berbarengan dengan Bulan Bung Karno dan upacara Grebeg Pancasila, acara ini menegaskan komitmen terhadap nilai-nilai proklamator, Pancasila, serta semangat gotong royong.
4. Dorong Pemulihan & Kemandirian Ekonomi Lokal
Dengan ratusan stan UMKM dan PKL, Blitar Djadoel mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi lokal—target omzet mencapai Rp 5 miliar pada 2025—memperkuat ekonomi pasca-pandemi.
5. Ruang Silaturahmi Antar Generasi dan Daerah
Ini adalah panggung inklusif: menghadirkan masyarakat dari segala usia, latar budaya, serta wadah dialog—baik sosial, budaya, maupun ekonomi—sebagai jembatan kekompakan dan solidaritas .
Aspek | Penjelasan |
---|---|
Sejarah & Budaya | Menghidupkan kembali nuansa tempo dulu dan menghormati warisan lokal. |
Identitas Kota | Menegaskan Blitar sebagai kota Bung Karno dan pusat budaya. |
Ekonomi Kreatif | Bangun panggung nyata bagi UMKM dan PKL lokal. |
Nilai Kebangsaan | Pancasila & semangat persatuan disemarakkan lewat ritual dan kegiatan tradisional. |
Jejaring & Keterlibatan | Memperluas jejaring sosial antar daerah dan mempererat relasi warga. |
Blitar Djadoel adalah representasi nyata dari bagaimana tradisi dan nostalgia dikemas bukan sekadar untuk dinikmati, melainkan sebagai alat pemacu ekonomi, perekat sosial, dan sarana edukasi sejarah.
Event ini tidak hanya membawa kita menengok masa lalu, tetapi juga mendorong Blitar menuju masa depan—kota yang mengingat, bekerja sama, dan membangun.