Mainberita – Belakangan ini, lini masa media sosial seolah punya satu nama yang tak bisa lepas dari sorotan, Purbaya Yudhi Sadewa, Menteri Keuangan yang tiba-tiba jadi idola baru masyarakat Indonesia. Setiap kali scroll beranda, entah di TikTok, Instagram, atau X (Twitter), hampir pasti muncul potongan video Pak Purbaya, entah sedang berbicara di rapat kabinet, menjelaskan kondisi ekonomi, atau meninjau proyek keuangan nasional.
Meariknya, viral-nya Pak Purbaya bukan karena gimmick, bukan karena joget ala tren medsos, dan bukan pula karena sensasi. Justru sebaliknya, beliau viral dalam nuansa pekerjaan. Karena tutur katanya tegas, data yang disampaikan jernih, dan sikapnya terlihat tulus membenahi persoalan ekonomi negeri.
Dan di titik ini, Mainberita melihat fenomena “Viral on the Trek” sebagai angin segar, karena begitulah seharusnya pejabat publik tampil di depan masyarakat dikenal bukan karena gaya, tapi karena karya. Coba perhatikan pola yang muncul, tiap video Pak Purbaya yang ramai dibagikan selalu menampilkan konteks pekerjaan. Kadang sedang rapat dengan tim fiskal, kadang membahas APBN, atau menanggapi isu ekonomi dengan logika sederhana tapi tajam. Tak ada upaya membentuk citra, tak ada drama “setting kamera” yang ada hanyalah momen-momen nyata seorang pejabat menjalankan tugasnya.
Publik merespons positif, komentar-komentar di kolom media sosial banyak yang bernada sama sampai ada kalimat yang sedang viral “Tolong kasih jalan apabila ada mobil dengan plat nomor (Menteri Keuangan), karena sedang memperbaiki ekonomi Indonesia”. Di tengah era di mana banyak orang berusaha viral, Pak Purbaya justru menunjukkan jalur berbeda, viral tapi tetap dalam trek tugas negara. Fenomena ini bukan cuma soal popularitas seorang menteri, tapi juga semacam refleksi public, bahwa masyarakat Indonesia ternyata rindu pada sosok pejabat yang fokus bekerja, bukan ikut-ikutan tren. Kalau tren seperti ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin ke depan kita akan punya banyak “Purbaya-Purbaya lain” di kursi pemerintahan, yang tidak takut populer, tapi tahu batas antara kerja dan pencitraan.
Karena pada akhirnya, viral boleh, asal tetap dalam trek, dan Pak Purbaya, tampaknya sedang menulis bab baruMenteriKeuangan PrabowoGibran dalam sejarah itu.