Pertanyaan ‘Kapan Nikah?’ Saat Idul Fitri: Basa-Basi atau Mengganggu Privasi?

0
7
Letter or book as proof of country of marriage in Indonesia

Mainberita – Hari Raya Idul Fitri identik dengan momen berkumpul bersama keluarga besar dan silaturahmi dengan tetangga.

Di tengah suasana penuh kebahagiaan itu, ada satu pertanyaan yang sering muncul dan menjadi bahan perbincangan, terutama bagi mereka yang masih lajang: “Kapan nikah?” Pertanyaannya, apakah ini sekadar basa-basi atau sudah masuk ke ranah privasi yang mengganggu?

Basa-Basi dalam Budaya Masyarakat

Dalam budaya masyarakat Indonesia, menanyakan status pernikahan atau rencana menikah sering dianggap sebagai bentuk keakraban.

Hal ini bisa dimaknai sebagai cara untuk menunjukkan perhatian, bukan untuk menyudutkan. Biasanya, pertanyaan ini diiringi dengan doa dan harapan agar seseorang segera menemukan jodohnya.

Selain itu, bagi sebagian orang tua atau keluarga besar, menikah adalah salah satu tahap penting dalam kehidupan. Oleh karena itu, pertanyaan seperti “Kapan nikah?” muncul tanpa maksud buruk, melainkan lebih ke arah obrolan ringan dalam suasana silaturahmi.

Baca Juga  Apa Benar Daun dan Tumbuhan Tidak Bergerak Saat Hari Raya Idul Fitri Karena Bertasbih Kepada Allah?

Mengganggu Privasi?

Meskipun bagi sebagian orang ini hanyalah basa-basi, bagi yang lain pertanyaan ini bisa menjadi beban tersendiri. Tidak semua orang merasa nyaman membahas kehidupan pribadi mereka, terutama jika mereka sedang menghadapi tekanan, belum siap menikah, atau memiliki alasan tertentu untuk menunda pernikahan.

Bagi mereka yang belum menemukan pasangan atau memiliki prioritas lain dalam hidup, pertanyaan ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman, bahkan stres. Dalam beberapa kasus, tekanan sosial yang terus-menerus justru membuat seseorang merasa tidak cukup baik hanya karena belum menikah.

Bagaimana Menyikapinya?

Jika Anda termasuk orang yang sering mendapat pertanyaan ini, ada beberapa cara untuk menyikapinya:

1. Jawaban santai: Anda bisa menjawab dengan humor, seperti “Nunggu undangan dari kamu dulu, deh!” atau “Masih nunggu yang terbaik dari Tuhan.”

Baca Juga  Puluhan Pelajar di Tulungagung Terjaring Razia Satpol PP saat Nongkrong di Warung Kopi

2. Jawaban diplomatis: Jika tidak ingin terlalu terbuka, Anda bisa mengatakan, “Doakan saja yang terbaik ya, insyaallah kalau sudah waktunya pasti menikah.”

3. Mengalihkan pembicaraan: Jika merasa kurang nyaman, segera alihkan topik ke hal lain, seperti menanyakan kabar mereka atau membahas makanan khas Lebaran.

Bagi yang ingin lebih peka, ada baiknya menghindari pertanyaan semacam ini jika tidak yakin apakah lawan bicara akan merasa nyaman. Sebagai gantinya, bisa mengobrol tentang pekerjaan, hobi, atau rencana liburan yang lebih netral dan tidak terlalu pribadi.

Pada akhirnya, apakah pertanyaan “Kapan nikah?” itu hanya basa-basi atau mengganggu privasi tergantung pada konteks, niat orang yang bertanya, serta bagaimana perasaan orang yang ditanya. Yang paling penting adalah menjaga adab dalam bertanya dan memahami bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya masing-masing. Oleh karena itu, lebih baik mengutamakan obrolan yang membangun dan tidak menimbulkan tekanan bagi orang lain di momen kebersamaan seperti Idul Fitri. (*)

Baca Juga  Catat! Inilah Jadwal Libur Panjang di Bulan Juni 2025

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here