Mainberita — Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) kini menjadi kegiatan wajib di setiap awal tahun ajaran baru di seluruh sekolah Indonesia.
Namun tahukah kamu, bagaimana sebenarnya sejarah pelaksanaan MPLS hingga menjadi aturan resmi seperti sekarang?
Sebelum dikenal dengan istilah MPLS, kegiatan ini populer dengan sebutan Masa Orientasi Siswa (MOS). Tradisi orientasi siswa baru sebenarnya sudah ada sejak era Orde Baru, bahkan sudah dikenal sejak awal tahun 1970-an.
Saat itu, MOS bertujuan untuk mengenalkan siswa baru dengan lingkungan sekolah, guru, kakak kelas, hingga tata tertib sekolah.
Namun, dalam perjalanannya, MOS kerap disalahgunakan menjadi ajang perpeloncoan. Banyak laporan praktik kekerasan fisik maupun mental yang dilakukan oleh senior kepada junior dengan alasan “tradisi turun-temurun”.
Untuk menghapus praktik perpeloncoan, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (saat itu) mulai menata ulang orientasi siswa dengan mengganti istilah MOS menjadi Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Perubahan nama ini diperkuat melalui Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
Dalam aturan tersebut ditegaskan bahwa kegiatan MPLS sepenuhnya menjadi tanggung jawab guru dan pihak sekolah, bukan lagi dilakukan oleh siswa senior.
Semua kegiatan harus bersifat edukatif, kreatif, dan mendidik, serta dilarang keras mengandung unsur kekerasan, perundungan, atau pelecehan.
Hingga saat ini, MPLS terus menjadi agenda wajib yang diatur secara nasional di semua jenjang sekolah: SD, SMP, SMA, hingga SMK. MPLS biasanya dilaksanakan pada minggu pertama masuk sekolah, selama 3 hingga 5 hari.
Rangkaian kegiatan MPLS pun semakin bervariasi, mulai dari pengenalan guru, tata tertib sekolah, fasilitas, nilai-nilai karakter, hingga kegiatan penumbuhan Profil Pelajar Pancasila.
Dengan pelaksanaan MPLS yang lebih positif, diharapkan peserta didik baru dapat merasa nyaman, aman, dan siap memulai petualangan belajar di jenjang sekolah yang baru.
Kini, MPLS bukan lagi momok menakutkan, tetapi pintu gerbang semangat untuk meraih mimpi dan prestasi!