MainBeritaTulungagung – Derasnya arus informasi di era digital mendorong Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Tulungagung memperkuat sinergi dengan insan pers. Upaya itu diwujudkan melalui bimbingan teknis (bimtek) sinergi media dan pemerintah dalam membangun nilai kebangsaan serta menangkal disinformasi, yang digelar di Hotel Azzana Tulungagung, Selasa (16/12).

Kegiatan tersebut diikuti jurnalis dari berbagai media dan organisasi kewartawanan di Tulungagung, termasuk Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Bimtek menjadi ruang dialog sekaligus penguatan peran strategis media di tengah tantangan maraknya hoaks, disinformasi, hingga ujaran kebencian di ruang digital.
Kepala Bakesbangpol Tulungagung Agus Prijanto Utomo, S.E., menegaskan, peran pers sangat vital sebagai penjaga nalar publik. Menurutnya, media bukan sekadar penyampai informasi, tetapi pilar demokrasi yang memiliki tanggung jawab moral menyajikan berita akurat, berimbang, dan bertanggung jawab.
“Kecepatan saja tidak cukup. Informasi harus disampaikan secara cermat, beretika, dan terverifikasi. Kesalahan informasi bisa berdampak luas dan menggerus persatuan serta stabilitas sosial,” tegasnya.
Agus menambahkan, hoaks dan disinformasi bukan sekadar informasi keliru, tetapi berpotensi menjadi ancaman serius bagi kohesi sosial dan kepercayaan publik. Karena itu, jurnalis dituntut menjadi penjaga nilai kebenaran sekaligus perekat kebhinekaan.
Ia menekankan, sinergi pemerintah dan media bukan untuk membatasi independensi pers. Sebaliknya, komunikasi yang sehat dan transparan justru dibutuhkan agar ruang publik tetap produktif. “Pers tetap kritis dan independen, pemerintah membuka akses informasi yang jelas,” ujarnya.
Melalui bimtek ini, Bakesbangpol berharap kapasitas jurnalis dalam literasi kebangsaan, etika jurnalistik, dan verifikasi informasi semakin kuat. Media diharapkan menjadi garda terdepan menangkal hoaks sekaligus menghadirkan pemberitaan yang menyejukkan masyarakat.
Sementara itu, Ketua PWI Tulungagung Wiwik Eko mengapresiasi langkah Bakesbangpol. Menurutnya, kegiatan tersebut relevan dengan tantangan jurnalistik saat ini. “Media harus menjadi penjernih informasi, bukan memperkeruh suasana. PWI berkomitmen mendorong wartawan tetap berpegang pada kode etik dan nilai kebangsaan,” tandasnya.
Kegiatan ditutup dengan komitmen bersama memperkuat kolaborasi media dan pemerintah daerah demi menjaga stabilitas, persatuan, dan keutuhan NKRI. (ari)

