Mainberita – Ledakan hebat yang terjadi di Garut, Jawa Barat, pada Senin (12/5/2025), merenggut nyawa 13 orang, terdiri dari personel TNI AD dan warga sipil.
Peristiwa tragis ini terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa oleh Gudang Pusat Amunisi (Gupusmu) III Peralatan TNI AD di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong. Lokasi kejadian diketahui berada jauh dari permukiman penduduk, dengan jarak sekitar 100 kilometer dari pusat Kota Garut dan menempuh waktu 4-5 jam perjalanan karena medan jalan yang berkelok.
Putri salah satu korban menyampaikan bahwa ayahnya bukan pemulung bekas amunisi, melainkan sudah lama bekerja secara resmi bersama TNI.
Hal ini senada dengan pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, yang mengungkapkan bahwa sembilan korban sipil yang tewas sudah bertahun-tahun bekerja di lokasi tersebut, bahkan ada yang mencapai masa kerja hingga satu dekade. Mereka dianggap berpengalaman dalam tugas yang menjadi profesi harian mereka.
TNI Angkatan Darat saat ini tengah melakukan penyelidikan menyeluruh guna mengungkap penyebab pasti dari ledakan yang mematikan itu.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, menegaskan bahwa investigasi internal sedang berjalan intensif demi memastikan tidak terulangnya kejadian serupa.
Sebagai bentuk kepedulian, Gubernur Dedi Mulyadi menyatakan komitmennya untuk menanggung seluruh biaya hidup dan pendidikan anak-anak dari para korban jiwa.
Ia menyampaikan bahwa negara tidak boleh lepas tangan dalam memberikan perlindungan dan dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan.
Tragedi ini menjadi pengingat pentingnya protokol keamanan dalam pemusnahan bahan peledak dan senjata militer.
Di sisi lain, apresiasi juga patut diberikan kepada para pekerja sipil yang selama ini turut terlibat mendukung tugas pertahanan, meski tak berseragam. Kini, perhatian tertuju pada hasil investigasi yang diharapkan dapat menjawab banyak pertanyaan masyarakat terkait musibah ini. (*)