Mainberita – Pertemuan Indonesia vs Arab Saudi di ajang kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Rabu (8 Oktober 2025) malam WIB berakhir dengan kekalahan tipis untuk timnas Merah Putih dengan skor 2–3.
Meski penuh drama dan peluang, Indonesia gagal memaksimalkan momentum dan harus menyerahkan poin penuh kepada lawan.
Berikut ulasan mendalam dan fakta-fakta menarik dari pertandingan tersebut:
🔥 Fakta-fakta Penting dalam Laga 2–3
- Tiga penalti, drama tiada henti
Dalam pertandingan ini tercipta tiga penalti: Indonesia mendapat dua penalti yang semuanya dengan tenang dieksekusi oleh Kevin Diks (menit 11 dan 88) Sementara itu, Feras Al-Buraikan juga mencetak satu penalti untuk Arab Saudi. - Balikkan skor oleh Saudi
Setelah Indonesia memimpin lewat penalti pertama, Saudi cepat menyamakan lewat Saleh Abu Al Shamat. Al-Buraikan kemudian membawa Saudi memimpin menjadi 2–1 lewat penalti, dan menambah satu gol lagi di menit 62 untuk membuat skor menjadi 3–1. - Semangat Indonesia dan peluang terakhir
Indonesia tidak menyerah begitu saja. Di menit-menit akhir, timnas mendapatkan penalti kedua yang berhasil dikonversi Diks menjadi gol, sehingga skor menjadi 2–3. Namun, waktu tak cukup bagi Merah Putih untuk menyamakan dan memaksa ekstra waktu. - Kejutan kartu merah di akhir pertandingan
Drama memuncak ketika pemain Saudi, Mohammed Kanno, dikartu merah karena mendapat dua kartu kuning dalam jeda tambahan waktu (′+3). Namun, meski bermain dengan sepuluh orang, Saudi berhasil mempertahankan keunggulan hingga peluit akhir. - Dampak klasemen dan ambisi Indonesia
Dengan kemenangan ini, Arab Saudi memimpin Grup B dan mendekat ke tiket langsung ke Piala Dunia. Sementara itu, Indonesia harus menghadapi tantangan besar jika ingin mempertahankan peluang lolos. - Kekecewaan pelatih Kluivert soal efektivitas serangan
Pelatih Indonesia, Patrick Kluivert, menyatakan bahwa timnya cukup produktif dalam peluang lewat penalti, tetapi sangat minim dalam menciptakan peluang dari permainan terbuka. Ia menyebut itu sebagai akar utama kekalahan malam itu. - Respon dari pelatih Saudi: kekalahan sebelumnya jadi bahan koreksi
Pelatih Saudi, Herve Renard, mengakui bahwa kekalahan dari Indonesia di Jakarta (2–0) telah memaksa perubahan strategi timnya. Menurutnya, malam ini kemenangan menjadi bukti bahwa perubahan itu efektif.
Analisis: Kenapa Indonesia Gagal Menahan Laju Saudi?
- Kurangnya kreasi dari permainan terbuka
Meski Indonesia mampu memanfaatkan penalti, tetapi tekanan terhadap pertahanan Saudi melalui serangan sayap, kombinasi umpan-umpan kreatif, atau penetrasi lewat tengah kurang terlihat tajam sepanjang pertandingan. - Efisiensi Arab Saudi dalam memanfaatkan peluang
Dalam situasi imbang dan momentum, Saudi lebih tenang dan efektif di depan gawang. Mereka mampu memanfaatkan peluang kontroversial (penalti) dan mencetak gol kunci di menit 62. - Kedisiplinan dan pertahanan krusial di menit akhir
Indonesia harusnya bisa memaksimalkan momen saat lawan bermain dengan sepuluh orang. Namun tekanan mental dan fisik tampak mengganjal, sehingga tak ada gol penyama akhirnya. - Faktor mental dan pengalaman
Dalam pertandingan penuh tekanan seperti ini, mental bertahan, pengambilan keputusan tepat, serta pengalaman menghadapi momen krusial sangat menentukan. Saudi terlihat lebih matang dalam menjaga keunggulan hingga akhir.
Kekalahan 2–3 tentu menyakitkan, tapi bukan berarti nasib Indonesia di babak kualifikasi langsung pupus. Namun, untuk tetap bertahan dalam persaingan, Indonesia harus:
- Memperbaiki efektivitas serangan terbuka, tidak hanya mengandalkan penalti
- Menjaga konsistensi mental hingga menit akhir
- Memaksimalkan momen saat lawan mengalami kelemahan (misalnya saat kartu merah)
- Belajar dari kesalahan dan mempersiapkan strategi spesifik menghadapi lawan berikutnya
Pertandingan berikutnya melawan Iraq menjadi sangat krusial bagi nasib Indonesia di babak kualifikasi. Apakah timnas bisa bangkit dan membalikkan keadaan? Kita tunggu aksi Garuda! (*)
Source: Reuters