Mainberita – Ada banyak cara menikmati keindahan Tulungagung, tapi dengan sepeda sensasinya terasa lebih nyata. Setiap kayuhan ban membawa kita lebih dekat pada alam, suasana desa, dan keramahan warga yang menyapa di pinggir jalan. Di kota yang dikelilingi bukit, sawah, dan laut ini, pesona Tulungagung seolah sengaja diciptakan untuk para pesepeda.
- Waduk Wonorejo
Jalur menuju Waduk Wonorejo jadi favorit banyak pesepeda. Jalanan menanjak lembut dengan pemandangan perbukitan dan udara sejuk yang menyelinap di sela napas. Begitu sampai di puncak, terbentang permukaan waduk biru kehijauan yang tenang tempat sempurna untuk berhenti, menarik napas panjang, dan menikmati kopi sachet di warung pinggir bendungan. Di sinilah banyak goweser bilang, “Capeknya terbayar lunas.”
- JLS Pantai Gemah
Bergeser ke selatan, Jalur Lintas Selatan (JLS) menuju Pantai Gemah menawarkan sensasi berbeda. Hamparan jalan mulus yang membelah hutan, diselingi tanjakan dan turunan menantang, membuat adrenalin berpacu. Saat angin laut mulai terasa, tandanya Pantai Gemah sudah dekat debur ombak, pasir cokelat keemasan, dan deretan warung umkm lokal siap menyambut. Sempurna buat rehat sejenak sebelum lanjut ke rute berikutnya.
- JLS Pantai Pacar
Masih di lintasan JLS, rute menuju Pantai Pacar punya keindahan alami yang tak kalah memukau. Jalannya sepi dan berliku, diapit tebing dan pepohonan rindang. Pantai ini dikenal lebih tenang, cocok buat pesepeda yang mencari keteduhan dan kedamaian setelah perjalanan panjang. Dari atas tanjakan terakhir, pemandangan laut biru dan karang-karang besar jadi bonus visual yang bikin lupa lelah.
- Pusat Kota Tulungagung
Kalau kamu ingin rute ringan tapi tetap menyenangkan, berkeliling pusat kota Tulungagung bisa jadi pilihan. Start dari Alun-Alun Tulungagung saat pagi hari, ketika matahari baru naik dan pedagang mulai buka lapak, memberikan suasana klasik yang hangat. Sepedaan santai menyusuri Jalan Pahlawan, mampir sebentar ke kawasan kuliner malam, atau sekadar menikmati hiruk-pikuk kota yang masih terasa ramah.
- Jembatan Ngujang 2
Rute favorit lainnya adalah menyusuri jalur ke Jembatan Ngujang 2, ikon baru Tulungagung yang melintang gagah di atas Sungai Brantas. Dari atas jembatan, pemandangan aliran sungai dan lanskap kota terlihat luar biasa. Banyak goweser memilih berhenti di sini hanya untuk foto bareng teman, karena view-nya benar-benar Instagramable — terutama saat matahari terbit atau menjelang senja.
Nikmati Kuliner Setelah Gowes
Setelah puas berkeliling dengan sepeda, saatnya mengisi ulang energi. Di Tulungagung, urusan kuliner tak kalah menggoda. Kamu bisa mampir mencicipi sego lodho suwir, nasi hangat dengan lauk ayam lodho khas yang gurih, atau pecel Tulungagung yang terkenal karena sambalnya yang kental dan renyahnya rempeyek kacang.
Kalau gowesmu berakhir di area kota, sempatkan juga untuk menyeruput wedang kopi ijo khas Tulungagung, kopi legendaris yang diseduh dari biji hijau pilihan dan punya rasa yang unik di lidah. Dan kalau masih ingin camilan ringan, jenang grendul, getuk pisang, atau lanting renyah siap jadi teman ngobrol santai setelah bersepeda jauh.
Tulungagung memang istimewa. Alamnya indah, udaranya segar, jalannya menantang, dan setiap sudutnya seperti memanggil untuk dijelajahi lagi esok hari.

